Kamis, 19 April 2012


softskill


 PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANUSIA 

DALAM MENSIKAPI FENOMENA ALAM

Dosen : Idi Darma

Oleh:
    Nama                   : Taruna Kusuma Perdana
    Npm                     : 1A111568
    Jurusan                : Sistem Informasi
    Fakultas              : Ilmu Komputer

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANUSIA DALAM MENSIKAPI FENOMENA ALAM
Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang berpikir akan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memhami dan menjelaskan gejala – gejala alam, juga berusaha untuk memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi, serta berusaha untuk memahami masalah itu sendiri.
a.pengetahuan dan keinginan manusia
Wewenang manusia di bidang pengetahuannya, informasi dan pandangannya, dan di bidang keinginan dan kecenderungannya, sangat luas dan tinggi. Pengetahuannya berangkat dari sisi eksternal sesuatu menuju sisi realitas internal sesuatu itu, saling hubungan yang terjadi di dalam sesuatu itu, dan menuju hukum yang mengatur sesuatu itu. Pengetahuan manusia tidak terbatas pada ruang atau waktu tertentu. Pengetahuan manusia mengatasi batas-batas seperti itu. Di satu pihak, manusia mengetahui peristiwa yang terjadi sebelum dia lahir, dan di lain pihak manusia bahkan mengetahui planetplanet selain bumi dan bintang-gemintang. Manusia mengetahui masa lalu maupun mas depannya. Dia mengetahui sejarahnya sendiri dan sejarah dunia, yaitu sejarah bumi, langit, gunung, sungai, tumbuhan dan organisme hidup. Yang menjadi pemikiran manusia bukan saja masa depan yang jauh, namun juga hal-hal yang tak terhingga dan abadi. Sebagian dari hal-hal ini diketahui oleh manusia. Manusia bukan sekadar mengetahui keanekaragaman dan kekhasan. Dengan maksud menguasai alam, manusia mencari tahu tentang hukum alam semesta dan kebenaran umum yang berlaku di dunia.


b.dasar dari karakter manusia
Berkat upaya kolektif manusia selama berabad-abad, manusia memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang dunia. Informasi yang didapat kemudian dihimpun dan dikembangkan. Setelah mengalami proses dan sistematisasi, informasi ini kemudian menjadi dikenal sebagai "ilmu" dala artinya yang lebih luas, yaitu jumlah seluruh gagasan manusia tentang kosmos (alam semesta). Di dalamnya tercakup juga filsafat, sebuah produk dari upaya kolektif manusia yang diberi bentuk logika yang khusus.Kecenderungan spiritual dan tingginya kesadaran manusia ada karena manusia mempercayai realitas-realitas tertentu dunia ini, dan karena dedikasinya kepada realitasrealitas tersebut. Realitas-realitas ini sifatnya bukan individualistis dan juga bukan
material. Sifatnya komprehensif dan umum, di dalamnya tak ada soal keuntungan ekonomi, dan pada gilirannya merupakan hasil dari pengetahuan dan pemahaman tertentu mengenai dunia yang disampaikan kepada manusia oleh para nabi, atau dilahirkan oleh pemikiran idealistis sebagian filosof

C. metode ilmiah sebagai cirri ilmu pengetahuan alam
Berpikir secara rasional dan berpikir secara empiris membentuk dua kutub yang saling bertentangan. Kedua belah pihak, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Gabungan antara dua pendekatan rasional dan pendekatan empiris dinamakan metode ilmiah. Rasionalisme memberi kerangka pemikiran yang koheren dan logis, sedangkan empirisme dalam memastikan kebenarannya memberikan kerangka pengujiannya. Dengan demikian, maka pengetahuan yang dihasilkan yaitu pengetahuan yang konsisten dan sistematis serta dapat diandalkan, karena telah diuji secara empiris.
Metode ilmiah merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Dan dapat juga dikatakan bahwa metode ilmiah merupakan gabungan antara rasionalisme dan empirisme. Cara-cara berpikir rasional dan empiris tersebut tercermin dalam langkah-langkah yang terdapat dalam proses kegiatan ilmiah tersebut.
Kerangka dasar, prosedurnya dapat diuraikan atas langkah-langkah seperti berikut:
1. Penemuan atau penentuan masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menghadapi berbagai masalah dan kesadaran mengenai masalah yang kita temukan secara empiris tersebut menyebabkan kita mulai memikirkannya secara rasional.
2. Perumusan kerangka masalah
Langkah ini merupakan usaha untuk mendeskripsikan permasalahannya secara lebih jelas.
3. Pengajuan hipotesis
Hipotesis adalah kerangka pemikiran sementara yang menjelaskan hubungan antara unsur-unsur yang membentuk suatu kerangka permasalahan.
4. Deduksi hipotesis 
Kadang-kadang, dalam menjembatani permasalahan secara rasional dengan pembuktian secara empiris membutuhkan langkah perantara.
5. Pengujian hipotesis
Langkah ini merupakan usaha untuk mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan deduksi hipotesis.
6. Keterbatasan dan keunggulan metode ilmiah.

Keterbatasan:
Semua kesimpulan ilmiah atau kebenaran ilmu termasuk Ilmu Pengetahuan Alam bersifat tentatif, yang artinya kesimpulan itu di anggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan itu, sedangkan kesimpulan ilmiah yang dapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu, menjadi kebenaran ilmu yang baru. Keterbatasan lain dari metode ilmiah adalah tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya Tuhan.
Keunggulan:
Ilmu atau Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai ciri khas yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan sifat-sifat tersebut, maka orang yang berkecimpung atau selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan akan terbimbing sedemikian rupa hingga padanya terkembangkan suatu sikap ilmiah.
Yang dimaksud dengan sikap ilmiah tersebut adalah sikap:
a. Mencintai kebenaran yang obyektif, dan bersikap adil.
b. Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut.
c. Tidak percaya pada takhayul, astrologi, maupun untung-untungan.
d. Ingin tahu lebih banyak.
e. Tidak berpikir secara prasangka.
f.  Tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti
    yang nyata.
g. Optimis, teliti, dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan
    ilmiahnya adalah benar.
Segala yang diketahui manusia itu adalah pengetahuan. Pengetahuan itu dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah. Pembagian ini sangat tergantung dari cara bagaimana pengetahuan itu diperoleh.
Pengetahuan non-ilmiah didapat antara lain dari prasangka, coba-coba, intuisi, dan tidak sengaja. Pengetahuan ilmiah didapat dari usaha yang dasar (sengaja) dengan syarat obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum.
Langkah metode ilmiah itu adalah:
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan hipotesis
3. Pengujian hipotesis
4. Penarikan kesimpulan
Kelemahan metode ilmiah termasuk Ilmu Pengetahuan Alam adalah bahwa metode ini tidak dapat menjawab atau memperoleh kesimpulan dalam hal-hal yang menyangkut keindahan, sistem penilaian baik dan buruk, serta agama yang berasal dari wahyu ilahi.
Keunggulan metode ilmiah antara lain adalah dapat membuat kita menjadi:
1. Obyektif dan universal
2. Menceritakan kebenaran
3. Tidak percaya kepada takhayul
4. Mempunyai pikiran yang terbuka
5. Tidak percaya begitu saja kepada pendapat sebelum ada bukti yang nyata
Bersikap optimis, teliti, dan berani karena benar

Nilai dan norma
Nilai keberhargaan atau kualitas yang melekat pada sesuatu nilai diartikan juga sebagai sesuatu yang kita cari, sesuatu yang diinginkan, sesuatu yang baik. Nilai selalu berkonotasi positif. Nilai fakta Nilai selalu berkaitan dengan penilaian.
Fakta menyangkut ciri-ciri objektif saja.Nilai memiliki 3 ciri:
1. Nilai berkaitan dg subjek
2. Nilai tampil dalam konteks praktis
3. Nilai ditambahkan subjek kepada objek pada dirinya.

Nilai Moral:
Nilai moral biasanya menumpang pada nilai lain
(misalnya nilai ekonomis). • Ciri nilai moral:
1. Berkaitan dengan tanggung jawab manusia.
Manusia bertanggung jawab karena ia bebas memilih.
2.   Berkaitan dengan hati nurani.
Nilai selalu mengandung himbauan untuk diwujudkan. Mewujudkan nilai-nilai moral merupakan himbauan “suara” hati nurani.
3. Mewajibkan secara absolut, tidak bisa
ditawar.Nilai moral hrs diakui dan direalisasikan.
4. Bersifat formal
Nilai-nilai moral tidak terpisah dengan nilai-nilai lain (membonceng pada nilainilai lain).Norma Moral Aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur menilai sesuatu.
Norma umum ada 3:
1. Norma kesopanan
2. Norma hukum
3. Norma moral•
Norma moral adalah norma tertinggi, tidak bisa ditaklukkan norma lain, justru norma moral menilai norma-norma lain.
Contoh lain:
Seseorang kesulitan uang dan mencoba meminjam pada temannya dengan janji akan mengembalikan sebulan kemudian, padahal ia tahu bahwa ia tidak akan sanggup memenuhi janji tersebut. Maka, janjinya itu palsu
Hal tersebut ter masuk tidak bermoral (memanipulasi teman).
Menghormati martabat manusia mencakup:
• Martabat orang lain
• Martabat diri sendiri
• Martabat alam

Objektivitas norma moral
Norma moral mengarahkan diri pada subjek, maka unsur subjektif tetap ada. Norma itu bermakna karena ada subjek moral (manusia). Tetapi bukan berarti subjek dapat sesuka hati memilih apa yang baik atau buruk baginya. Bukan manusia sendiri yang menentukan norma moral baginya (tidak tergantung selera kita). Norma moral yang objektif mengandaikan adanya kebebasan manusia dalam perbuatannya.
• Norma moral itu universal harus berlaku
selalu dan di mana-mana.
• Misalnya norma kejujuran diterima di manapun. Perkosaan tidak pernah dapat diterima di manapun
• Eksperimen kedokteran yang menggunakan manusia (manusia coba) tanpa persetujuan ybs berarti melanggar norma moral
• Tindakan terorisme tidak pernah dapat dibenarkan.Tidak ada etika kalau tidak ada norma moral universal.
• Pada umumnya orang tidak mempertanyakan norma moral, tetapi terkadang timbul masalah ketika norma hendak diterapkan.
• Ada dilema moral untuk kasus tertentu (konflik dua norma)
Misalnya: Seorang pemuda pergi berperang membela negara atau menunggui ibunya yang sakit


Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayolah

Sumber : http://rahman-ciblog.blogspot.com/2013/04/cara-membuat-judul-blog-bergerak-satu.html#ixzz2TNrK6N2D