IPTEK dan KEMISKINAN
I. ILMU PENGETAHUAN
ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan
sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa
dan dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Unsur pokok dalam suatu ilmu pengetahuan adalah :
1. Pengetahuan, sebagaimana pengertian di
atas.
2. Tersusun secara sistematis. Tidak semua
pengetahuan merupakan ilmu, hanyalah pengetahuan yang tersusun secara
sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Sistematik berarti
urutan-urutan strukturnya tersusun sebagai suatu kebulatan. Sehingga akan jelas
tergambar apa yang merupakan garis besar dari ilmu pengetahuan yang
bersangkutan. Sistem tersebut adalah sistem konstruksi yang abstrak dan
teratur. Artinya, setiap bagian dari suatu keseluruhan dapat dihubungkan satu
dengan lainnya. Abstrak berarti bahwa konstruksi tersebut hanya ada dalam
pikiran, sehingga tidak dapat diraba ataupun dipegang. Ilmu pengetahuan harus
bersifat terbuka artinya dapat ditelaah kebenarannya oleh orang lain.
3. Menggunakan pemikiran yaitu menggunakan akal sehat. Pengetahuan
didapatkan melalui kenyataan dengan melihat dan mendengar serta melalui
alat-alat komunikasi.
II. TEKHNOLOGI
Menurut Walter Buckingham yang dimaksud dengan teknologi adalah ilmu pengetahuan
yang diterapkan ke dalam seni industri,
oleh karenanya mencakup
alat-alat yang
memungkinkan terlaksananya efisiensi kerja
menurut keragaman kemampuan.
Atau menurut pengertian lain, teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. Kalau ilmu dasar bertujuan untuk mengetahui lebih banyak dan memahami lebih mendalam tentang alam semesta dengan isinya, teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia. Hubungan ilmu pengetahuan dengan teknologi sering diungkapkan sebagai berikut :
Atau menurut pengertian lain, teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. Kalau ilmu dasar bertujuan untuk mengetahui lebih banyak dan memahami lebih mendalam tentang alam semesta dengan isinya, teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia. Hubungan ilmu pengetahuan dengan teknologi sering diungkapkan sebagai berikut :
Ilmu tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah
statis (Ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak
berakar
Yang dimaksud dengan teknologi tepat guna adalah suatu teknologi
yang telah memenuhi tiga syarat utama yaitu :
a. Persyaratan Teknis, yang termasuk di dalamnya adalah :
~ memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan
sebanyak mungkin bahan baku dan sumber
energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
~ jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
~ jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
~ menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat
dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil.
~ memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan
perawatannya.
b. Persyaratan Sosial, meliputi
:
~ memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
~ memanfaatkan keterampilan yang sudah ada
~ menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus
menerus berkembang
~ menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang
mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
~ membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya
dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas
tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
1. Persyaratan Ekonomik, yaitu :
~ membatasi sedikit mungkin kebutuhan modal
~ mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana
pengembangan lokal, regional dan nasional
~ menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada produsen
~ dapat mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara
penghitungan ekonomis yang sehat.
Teknologi, selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
Teknologi, selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga memiliki berbagai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
III. KEMISKINAN
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Kemiskinan bukanlah suatu yang terwujud dengan sendiri terlepas dari aspek-aspek lainnya, tetapi kemiskinan itu terwujud sebagai hasil interaksi antara berbagai aspek yang ada dalam kehidupan manusia. Terutama aspek sosial dan aspek ekonomi. Aspek sosial adalah adanya ketidaksamaan sosial di antara sesama warga masyarakat yang bersangkutan, seperti perbedaan suku bangsa, ras, kelamin, usia yang bersumber dari corak sistem pelapisan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan aspek ekonomi adalah adanya ketidaksamaan di antara sesama warga masyarakat dalam hak dan kewajiban yang berkenaan dengan pengalokasian sumber-sumber daya ekonomi.
Sementara itu klasifikasi atau penggolongan seseorang atau
masyarakat dikatakan miskin ditetapkan dengan menggunakan tolak ukur utama,
yaitu :
a. Tingkat pendapatan. Misalkan saja di Indonesia, tingkat
pendapatan digunakan ukuran kerja waktu sebulan. Dengan adanya tolak ukur ini,
maka jumlah dan siapa yang tergolong dalam orang miskin dapat diketahui. Atau
dengan menggunakan batas minimal jumlah kalori yang dikonsumsi, yang diambil
persamaannya dalam kg beras.
b. Kebutuhan
relative per
keluarga. Dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang
harus dipenuhi dalam sebuah keluarga agar dapat
melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai
warga masyarakat yang layak.
Jika dikaitkan dengan kemakmuran, maka ada dua persepsi masyarakat yang cukup berlawanan tentang hal ini. Persepsi pertama adalah yang berpikir rasional dan eksak. Bahwa kemakmuran seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan dan barang-barang yang dimiliki atau
Jika dikaitkan dengan kemakmuran, maka ada dua persepsi masyarakat yang cukup berlawanan tentang hal ini. Persepsi pertama adalah yang berpikir rasional dan eksak. Bahwa kemakmuran seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan dan barang-barang yang dimiliki atau
dikuasai untuk memelihara dan menikmati
hidupnya. Semakin banyak jumlah dan makin tinggi nilainya, maka akan makin
tinggi taraf kemakmuran hidupnya. Sedangkan persepsi kedua adalah pandangan
masyarakat umum, terutama pedesaan. Mereka beranggapan bahwa kemakmuran
tidaklah berbeda dengan kebahagiaan. Seseorang akan merasa makmur bila sudah
ada keserasian antara keinginan-keinginan dan keadaan materil atau sosial yang
dimiliki atau dikuasainya. Karenanya mereka selalu berusaha untuk
menyeimbangkan antara keinginan dan keadaan materinya. Jika keinginan mereka
berlebih, sementara keadaan materil mereka tidak mencukupi maka mereka harus
mengurangi keinginan yang ada. Begitu juga sebaliknya.
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3
kelompok, yaitu :
1. Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah atau mental
seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat
maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek
mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara
wajar, sebagaimana manusia lainnya.
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak
pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan
bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
3. Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural. Selain disebabkan
oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir
Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
IV. ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KAITANNYA Dengan KEMISKINAN
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan
struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak
terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan
digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu
pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni
yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang
saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Bila ditelaah, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Padahal manusia dalam pekerjaan ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal budinya, melainkan dengan seluruh eksistensinya. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam
penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi,
terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama. Ilmuwan selaku
ahli teknologi harus bersikap mempunyai tanggung jawab sosial, yakni tanggung
jawab terhadap masyarakat menyangkut asas moral mengenai penelitian etis
terhadap obyek penelaahankeilmuan dan penggunaan pengetahuan ilmiah (teknologi)
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap
manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi,
teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat
mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang
fundamental. Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi,
dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil
produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur
dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
V.KESIMPULAN
Jadi
solusi terbaik kemiskinan terjadi karena kebodohan mari kita semua bersama-sama
mambantu pemerintah denga tindakan tindakan kecil yang nyata untuk memajukan
bangsa dan negara tercinta dengan saling membantu mentransfer ilmu kita seperti
mengajari anak-anak jalanan yang kurang mengenyam pendidikan .itu salah satu
tindak nyata untuk mencegah kemiskinan.
REFERENSI
http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A3800_0_3_0_M
http://yuni-wijaya.blogspot.com/2010/05/hubungan-iptek-dengan-kemiskinan.html
http://ezinearticles.com/?Science-and-Technology---Definition-by-Real-Life-Examples&id=4156397
http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A3800_0_3_0_M
http://yuni-wijaya.blogspot.com/2010/05/hubungan-iptek-dengan-kemiskinan.html
http://ezinearticles.com/?Science-and-Technology---Definition-by-Real-Life-Examples&id=4156397
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayolah